Kalurahan Siraman

Siraman (Sida Samekta) – Kamis malam (28/09/23) PSHT Rayon Seneng mengadakan syukuran Warga Baru PSHT di Balai Padukuhan Seneng, Kalurahan Siraman, Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada syukuran tersebut hadir Lurah Kalurahan Siraman, Kasi trantib Kapanewon Wonosari, Dukuh Seneng, Babinsa Kalurahan Siraman, Bhabinkamtibmas, dan juga Para Pembesar Pengurus PSHT Kabupaten Gunungkidul.

Acara syukuran dibuka dengan do’a, kemudian seluruh yang hadir menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars PSHT dilanjutkan dengan mujahadah bersama. Setelah acara demi acara selesai kemudian bersama-sama menyantap aneka macam tumpeng yang masing-masing memiliki makna.

Berikut makna dari tumpeng-tumpeng yang disajikan:

Tradisi PSHT, berwujud tumpeng (tumuju ing pengeran) artinya menuju kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa;

Buceng (kabule kenceng) ubo rampe adalah harapan

Buceng golong : PSHT kudu Gedhe tekate (besar tekatnya)

Buceng kuat : PSHT kuat iman n taqwa

Buceng Slamet : PSHT golek Slamet (mencari selamat)

Buceng tolak : PSHT nir ing sambikolo (selamat dari segala macam mara bahaya)

Buceng punar : entuk Kamulyan, Mukti, Wibowo (Kemuliaan, kebahagiaan, kehormatan)

Buceng robyok : ISO manjing ajur ajer di masyarakat. Berguna bagi nusa bangsa. ISO dituladhani, ISO disuyuti

Buceng Megono : sederhana tapi dalamnya ada potensi. Tidak boleh sombong, tidak boleh takabur, penampilan harus sederhana

Jajan pasar, pisang rojo : agar hidup punya pangkat dan kedudukan.

Air ada bunga tiga warna (mawar, kenanga, kantil) : nak mlakune apik, semua harapan terpenuhi,senajan mawarno-warno sg dilakoni akan menjadi kenangan yang kumantil-mantil.

Pesan, jangan ditafsirkan keliru. PSHT tidak ada klenik. Tapi upaya pelestarian budaya. Warisan nenek moyang yang Adi luhung.

(trims.)